Rabu, 28 November 2012

SEJARAH PENELITIAN SEL

Penelitian awal tentang sel dilakukan oleh Robert Hooke (1635-1703) pada tahun 1655. Robert Hooke adalah ilmuwan asal Inggriss yang menemukan ruangan kosong bersekat pada jaringan gabus yang disebut sel. Pada tahun 1674, Atony van Leeuwenhoek (1632-1732) menemukan sel bakteri, sel protozoa, sel darah merah, dan sel spermatozoa dari jaringan hewan. Sebenarnya sejarah penelitian sel telah dilakukan jauh sebelum Robert Hooke mengenal istilah sel. Salah seorang pelopornya adalah Aristoteles (322 SM). Dalam teori epigenesisnya, ia menyatakan bahwa perkembangan hewan selalu berasal dari struktur yang sederhana menuju bentuk yang lebih kompleks.

Para peneliti sel lainnya adalah sebagai berikut:

1. Mirabel (1808), menyatakan bahwa " tumbuhan terdiri atas jaringan yang tersusun oleh sel."



2. Robert Brown (1824), menemukan inti sel dan menyatakan bahwa "inti sel merupakan bagian yang penting dari suatu sel."
3. R.J.H Dutrochet (1824), menyatakan bahwa "hewan dan tumbuhan terdiri dari sel-sel, dan sel-sel tersebut bersatu dengan kekuatan adhesi."


4. Lamarck (1829), menyatakan bahwa "pada makhluk hidup sel mempunyai fungsi yang sangat penting."
5. Hertwig (1829), menyatakan bahwa "sel merupakan kumpulan substansi hidup (protoplasma) yang di dalamnya mengandung inti dan di luarnya dibatasi oleh dinding sel."


6. Hugo van Mohl (1831), menjelaskan tentang proses pembelahan sel.
7. Mathias Schleiden (1804-1881) dan Theodor Schwann (1810-1882), kedua ilmuwan asal Jerman mengemukakan konsep bahwa "semua makhluk hidup terdiri dari sel." Mathias menemukan anak inti, sedangkan Theodor mengemukakan teori sel untuk hewan yaitu, "sel merupakan kesatuan struktural terkecil."
8. Rudolf Virchow (1855), menyatakan bahwa "setiap sel berasal dari sel (omne cellula ex cellula)."
9. August Weismann (1886), menyatakan bahwa "sel yang ada sekarang dapat menunjukkan asal mula sel sebelumnya."

Penelitian sel semakin berkembang pada abad ke-19. Oleh karena itu, para ahli pun mengemukakan beberapa teori sel. Teori-teori sel yang dikemukakan oleh para ahli tersebut umumnya berkaitan dengan fungsi sel, yaitu :
1. Sel sebagai kesatuan struktural. Teori ini dikembangkan oleh Matthis Schleien dan Theodor Schwan. Mereka menyatakan bahwa "Makhluk hidup tersusun atas beberapa organ dan tiap organ tersusun atas jaringan dan tiap jaringan tersusun oleh sel." Jadi, sel merupakan kesatuan struktural.
2. Sel sebagai kesatuan fungsional. Teori ini dikembangkan oleh Max Schultze. ia menyatakan bahwa "Semua kegiatan hidup (metabolisme, sintesis, dan ekskresi) terjadi di dalam sel." Jadi yang berperan di dalam tubuh adalah sel, sehingga sel merupakan kesatuan fungsional.
3. Sel sebagai kesatuan reproduksi. Teori ini dikembangkan oleh Rudolf Virchow. Ia menyatakan bahwa "Setiap sel berasal dari sel yang terkenal dengan slogannya omne cellula ex cellula." Karena sel merupakan hasil reproduksi dari sellagi, maka satuan terkecil dalam reproduksi adalah se,. Jadi, sel merupakan kesatuan reproduksi.
4. Sel sebagai kesatuan pertumbuhan. teori ini dikembangkan oleh R.J.H. Dutrochet. ia menyatakan bahwa "Semua makhluk hidup dikatakan tumbuh apabila terjadi pertambahan volum tubuh." Pertambahan volum tubuh terjadi karena adanya pertumbuhan volum sel dan jumlah sel, sehingga makhluk hidup mengalami pertumbuhan karena selnya bertambah besar dan bertambah banyak. Jadi, sel merupakan kesatuan pertumbuhan.
5. Sel sebagai kesatuan penurunan sifat (hereditas). teori ini dikembangkan oleh Edmund B.Wilson. menurutnya sifat keturunan (hereditas) terdapat di dalam kromosom dan kromosom terdapat di dalam inti sel, sedangkan inti selnya terdapat pada sel kelamin, yaitu sel spermatozoid dan sel telur, sehingga yang berperan dalam penurunan sifat adalah sel. Jadi, sel merupakan kesatuan penurunan sifat.

Teori sel terakhir yang menyatakan bahwa sel merupakan kesatuan penurunan sifat tercipta pada abad ke-19 karena didukung oleh adanya penemuan penting berupa peralatan teknik mikroskopis yang semakin canggih. Beberapa peraatan dan teknik mikroskopis yang ditemukan adalah sebagai berikut :
1.Mikrotom, yaitu suatu alat penyayat yang dapat menyayat objek yang akan diamati dibawah mikroskop dengan hasil sayatan yang sangat tipis hingga 5 mikron.
2. Mikroskop elektron, yaitu suatu alat yang berfungsi untuk membesarkan objek sampai sekitar 1000 kali. Misalnya, Scanning Electron Microscope (SEM) dan Transmition Electron Microscope (TEM). SEM menghasilkan gambar 3 dimensi, sedangkam TEM menghasilkan gambar 2 dimensi.
3. Sentrifugasi, yaitu suatu alat pemusing (pemutar) berkecepatan tinggi yang digunakan untuk memisahkan bagian-bagian sel. Tiap bagian sel mempunyai Berat Jenis (BJ) tertentu, sehingga apabila diputar dengan menggunakan alat ini akan didapatkan satu endapan dari suatu bagian sel yang siap untuk diamati.
4. Fiksasi yaitu suatu tahapan yang bertujuan agar posisi maupun struktur bahan dalam keadaan tetap atau tidak berubah.
5. Pewarnaan, yaitu cara untuk mewarnai sel dengan menggunakan zat kimia tertentu dan atas dasar derajat keasaman (pH), sehingga bagian-bagian sel dapat dibedakan dengan jelas.

3 komentar: